Nonton Marlina Si Pembunuh!

Banyaknya waktu luang yang aku punya ternyata gak bikin aku bisa jadi lebih produktif. Sejak awal tahun rasanya belum banyak yang dilakukan, tapi kurang dari lima hari lagi bulan baru akan segera datang.

Tak pernah lama-lama lepas dari smartphone, bikin aku yg agak terlalu cepat bosan ini terus berpikir. "Apa lagi ya? Ngapain lagi ya?" Sambil membuka dan menutup kembali berbagai aplikasi yg terpasang di dalamnya. Ditengah-tengah pertanyaan itu sampailah aku pada pikiran kayanya seru deh kalo nonton film, dan tanpa pikir panjang aplikasi HOOQ sudah terpasang di perangkat ku.

Film pertama yang tertarik dan membuatku cukup tersentil untuk menontonnya adalah

Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak ( Marlina The Murderer in Four Acts)


Sebetulnya aku sudah lama tau kalo film karya sutradara Mouly Surya ini pernah memenangkan banyak penghargaan. Dulu penasaran banget pengen nonton ini karena selain dari judul yg menurutku super menarik aku juga pernah nonton interviewnya Marsha Timothy (pemeran Marlina) yang waktu itu membahas kepala manusia yg dipenggal dalam film ini. Gila sih dari judulnya aja udah kebaca bakal ada yang terbunuh dalam film ini dan dibunuhnya dengan cara dipenggal. So Mindblowing!

Akhirnya pas scrolling di HOOQ dan nemu film ini, langsung keinget lagi dan bahagianya aku film ini free yang artinya bisa ditonton tanpa perlu berlangganan, cukup streaming aja.

Kesan pertama yang disajikan dalam film ini adalah hamparan padang luas Bukit Tanarara, Sumba yang sangat eksotis dan instagramable di saat sunrise dan juga sunset. Diiringi instrumen selaras dari jungga yang merupakan alat musik petik tradisional khas Sumba membawa penonton seakan bisa merasakan semilir angin di bawah teriknya mentari di belahan timur Indonesia ini, azeekk.

Sesuai judulnya, film ini dibagi kedalam empat babak. Di setiap babaknya, Marlina sebagai tokoh utama selalu menampilkan karakter sebagai sosok perempuan pemberani namun tetap dibalut dengan sikap tenang, cerdas dan mandiri.

Babak pertama menceritakan tentang The Robbery (Perampokan), dimana Marlina yang adalah seorang janda cantik yang tinggal sendirian kedatangan 7 orang lelaki yang hendak mengambil paksa seluruh hewan ternaknya serta berniat untuk memperkosa Marlina. Dengan tetap bersikap tenang Marlina tidak kehilangan akalnya. Disaat 2 orang dari mereka pergi mengamankan hewan ternak hasil curian mereka, Marlina meracun 4 orang lainnya dan berhasil memenggal kepala Markus (Egi Fedly) yang sialnya sempat memperkosanya.

Dari beberapa artikel tentang film Marlina si pembunuh dalam empat babak, ternyata membunuh seseorang dengan memenggal kepala memang benar-benar pernah terjadi di Sumba.

Babak Kedua bercerita tentang The Journey (Perjalanan) dimana Marlina keesokan harinya berencana untuk melaporkan kejadian di hari sebelumnya ke pihak berwajib. Dengan membawa kepala Markus yg sudah terpenggal perjalanan Marlina dipenuhi dengan berbagai macam halangan. Dua perampok yang tersisa hampir berhasil mengejarnya. Belum lagi sosok Markus tanpa kepala yang bermain jungga selalu menghantui Marlina di sepanjang perjalanan.

Dialog yang nempel banget setelah nonton film ini menurutku ada di babak ini, saat Marlina bersama Novi (Dea Panendra) yang sedang hamil menunggu angkutan umum di sisi jalan. Dimana saat Novi mengajak Marlina ke Gereja untuk ikut bersamanya memohon pengampunan dosa. Tapi apa jawaban Marlina. Dia bilang dia tidak mau karena dia tidak merasa berdosa.

Sungguh kagum aku dengan keberanian dan mentalnya Marlina. IMHO Mau gimanapun dan dari sisi manapun kalo berpikir pake akal sehat ya memang bener yang salah memang bukan Marlina, dia adalah korban perampokan dan pemerkosaan. Tindakannya untuk membunuh para perampok tidak lain hanyalah upaya untuk membela dan menyelamatkan dirinya.

Babak-babak selanjutnya, The Confession (Pengakuan Dosa) dan The Maternity (Kelahiran) adalah babak yang gak kalah menegangkan. Marlina yang akhirnya sampai ke kantor polisi dan Novi yang akhirnya dibantu Marlina melahirkan.

Film yang rilis tahun 2017 ini menurutku powerful banget khususnya buat para perempuan Indonesia. Dimana gender equality issue yang belum kunjung menemukan titik terang ternyata nyata banget adanya. Terlihat dari masih saja terjadi berbagai kasus pelecehan pada perempuan.

Btw, sebenernya dari film ini aku agak menunggu-nunggu kelanjutan laporan Marlina ke pihak berwajib yang menurutku agak digantung. Tapi setidaknya ending yang heartwarming sudah cukup melegakan.

#NontonFilm
#MarlinaSiPembunuhDalamEmpatBabak


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nonton Infinity War di Velvet Class

Balada Tinggal di Rumah Nenek